Internet

Subscribe:
peluang usaha

Wisata Alam Umbul Sidomukti

Keelokan alam menyergap begitu kaki kita menapaki pelataran lokawisata Girigahana Sidomukti. Hamparan sawah berundak, hutan pinus, air terjun, dan sungai kecil, begitu memesona. Jauh di seberang sana terlihat Bukit Kembar Cimanggal, Gunung Ungaran, dan Gunung Merbabu. Sebuah harmoni alam nan menawan.
Ya, suasana alam di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan
, Kabupaten Semarang itu memang membuat pengunjung betah berada di sana. Apalagi air di kolam renang alam Umbul Sidomukti, yang disebut-sebut tertinggi se-Indonesia bahkan Asia itu, selalu baru alias fresh dari Tuk (mata air) Ngetihan yang mata airnya memiliki umbul (air yang memancar dari dalam tanah). Maka, di sana kita akan melihat semburan air secara alami ke udara, setinggi 1,5 meter dari dasar kolam.

Kolam di Umbul Sidomukti tergolong unik. Ia terletak di lereng Gunung Ungaran, persis di tepi jurang dan lembah Ungup-ungup. Jadinya kita seakan berada di puncak ketinggian atau kahyangan kalau berenang atau sekadar berendam di sana. Dan air umbul yang mengalir sepanjang tahun itulah sumber air utama untuk taman renang alam Umbul Sidomukti. Limpahan air tersebut meluber ke kolam di bawahnya, selanjutnya menuju kebun dan sawah-sawah. Yakinlah, kesegaran air tuk tersebut seolah mampu membasuh jiwa yang sedang penat.

Objek wisata Umbul Sidomukti yang dibuka 2 Agustus 2007 itu dibangun dengan desain kolam tradisional, bergaya minimalis dan menawarkan kenyamanan bagi pengunjung. Di tamannya banyak tempat duduk berundak model panggung terbuka sehingga pandangan bebas ke segala penjuru.

”Dinding kolam ini disusun dari tumpukan batu alam. Ini menjadikan penampilannya lebih unik, sederhana, dan terasa akrab bagi pengunjung,” kata Bambang Wijanarko, Manajer Lapangan PT Panorama Agro Sidomukti.

Bambang adalah yang dipercaya Siswono Yudohusodo (Direksi PT PAS) untuk mengelola kawasan wisata yang menjadi magnet baru turis lokal dan asing itu.

Kalau kita mau ke Girigahana Sidomukti, sekitar 50 meter setelah Pasar Jimbaran, Bandungan (dari arah Ungaran-Lemahabang), belok ke arah kanan, dan naik sekitar 3,5 kilometer. Sudah banyak penunjuk arah untuk ke lokasi. Kalau dari Semarang, jaraknya sekitar 40 kilometer.

Permainan Menantang
Siswono Yudohusodo terbilang jeli menangkap peluang keindahan alam Desa Sidomukti. Ia membuat konsep REAL atau Recreation (hiburan), Education (pendidikan), Adventure (petualangan), dan Leisure (pengisian waktu senggang). Di lahan PT PAS seluas 36 hektare tersebut, kini juga digunakan untuk outbound dan bumi perkemahan modern. Ada pula sekitar 400 hektare lahan Perhutani yang layak untuk wisata hutan.
Wisata Sidomukti tak sekadar menawarkan buaian alam, kesegaran udara, dan keindahan langit desa ini, tapi juga menantang pengunjung untuk menguji nyali. Di antara lembah yang ada terpasang flying fox sepanjang 110 meter dan 60 meter dengan ketinggian 70 meter. Dengan kedalaman lembah lebih dari 70 meter sangat mungkin flying fox tersebut yang tertinggi di Indonesia.

Atau, ingin meniti marine bridge (jembatan tali) sepanjang 60 meter dan terombang-ambing di atas jurang? Wow, tentu pengalaman sensasional, mendebarkan, dan mengasyikkan.

”Di lokasi ini juga ada outbond untuk perusahaan dan sekolah,” imbuh Bambang.

Untuk anak-anak tersedia wahana melatih keberanian dan sportivitas. Untuk mereka, ada flying fox anak sepanjang 15 meter. Fasilitas lainnya yaitu camping ground atau lokasi kemah. Di atas lahan itu pengunjung dapat menikmati malam di alam bebas. Pada tengah malam sunyi, gemeretak kayu api unggun menjadi musik tersendiri yang indah dan hangat, untuk mengusir udara dingin.

”Keajaiban” alam masih tersisa di lereng Gunung Ungaran. Jalur aliran air sungai yang jernih pada cekungannya menawarkan sensasi tersendiri. Biasanya, pengunjung secara rombongan menyusuri sungai kecil di lokawisata alam tersebut.


Sedot Pengunjung

Mengapa Umbul Sidomukti dalam waktu singkat menarik perhatian banyak orang? Tidak hanya warga Kabupaten Semarang yang suka menenangkan nurani di objek wisata itu. Orang-orang dari Kota Semarang, Salatiga, bahkan luar Jateng dan luar Jawa, tergoda oleh keelokan Umbul Sidomukti.

”Pada liburan Hari Raya Idul Fitri, jumlah pengunjung pernah mencapai lebih dari 1.000 orang sehari,” terang Bambang lagi. Sebuah angka yang fenomenal untuk kelas objek wisata yang tergolong anyar.

Yossiadie BS, Tim Kreatif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kabupaten Semarang, salut atas inovasi, kreatif, semangat, dan kerja keras tim PT PAS. ”Kuncinya adalah profesional. Saya sepakat swastanisasi wisata berpotensi di kabupaten ini biar pariwisata bisa cepat maju,” tegas Yossi, penggerak One Day Tour di kabupaten tersebut. Ia juga berharap pucuk pimpinan eksekutif dan legislatif di Kabupaten Semarang dapat kompak mencintai pariwisata yang menjadi salah satu sektor andalan setempat.

Yossi juga mengatakan, selain alam Sidomukti menarik, PT PAS cukup pandai mencitrakan diri lewat publikasi dengan kalimat ”kolam renang alam tertinggi di Indonesia bahkan Asia”. ”Pernah diukur ketinggian kolam alam itu 1031 dpl,” tuturnya.

Umbul Sidomukti selain menawarkan panorama juga jalur trekking ke puncak Gunung Ungaran, Gua Jepang, dan Kebun Teh Medini. Yang pasti, Sidomukti yang telah menjadi paket agenda One Day Tour merupakan magnet baru wisata alami.


”Jangan Ada Hotel di Sini”

Banyaknya turis ke Umbul Sidomukti memberi peluang peningkatan kesejahteraan warga Desa tempat lokawisata tersebut berada. Peningkatan pendapatan tersebut bisa dilakukan dengan menyediakan homestay di rumah-rumah penduduk. Warga setempat juga perlu disiapkan untuk menyambut para tamu. Kamar tidur, ruang tamu, dan kamar mandi harus dijaga tetap bersih untuk tamu. Selain homestay, di kawasan PT PAS terdapat sejumlah vila untuk keluarga penikmat wisata alam.

”Tidak perlu rumah bagus. Rumah bernuansa pedesaan tapi bersih mungkin lebih menarik perhatian tamu. Kesan agraris tetap harus terpelihara,” kata Yossiadie BS yang merangkap tim jelajah Dispartabud ini.

”Jangan sampai ada hotel besar di sini karena akan menghalangi view alam. Sebab di kawasan Bandungan dari Lemahabang sudah banyak hotel. Jika homestay dapat berkembang, perekonomian warga otomatis terangkat. Dan orang kota pastinya terkesima melihat kehidupan agraris.”

Keberhasilan PT PAS juga tidak luput dari keterlibatan masyarakat sekitar. Ada jasa pemandu kuda, ojek wisata (jekwis), dan pemandu wisata. Di desa itu juga dibentuk Kelompok Masyarakat Sadar Wisata.

”Selain ada petunjuk arah, warga turut memandu pengunjung yang hendak naik ke Umbul Sidomukti,” ucapnya seraya mengimbuhkan bahwa kawasan wisata Bandungan tidak segera dibenahi, orang akan memilih Sidomukti sebagai gantinya.

 Akses Jalan

Hingga kini persoalan yang masih mengusik adalah soal akses jalan menuju wisata Umbul tersebut. Jalan naik menuju lokasi masih belum bagus. Kondisi jalan juga sempit.

Sejumlah pihak berharap akses jalan menuju objek wisata ini segera diperbaiki. Saat ini setidaknya ada 3,5 kilometer yang dalam kondisi tidak baik. Nino, pengunjung asal Semarang mengatakan, potensi wisata di Desa Sidomukti sangat besar.

Sinta, pengunjung lainnya, mengatakan aneka permainan seperti flying fox, marine bridge, kolam renang, dan pemandangan alam yang sangat indah di Sidomukti berpotensi mengundang banyak wisata. ”Akan lebih bagus kalau jalan menuju lokasi dalam kondisi baik,” tuturnya.

Pengaruh jalan juga dikhawatirkan pengelola. Jika hujan turun, jalan agak becek. ”Kami bersedia gotong royong membangun jalan bersama Pemkab Semarang. Kalau bisa juga dengan perusahaan lain yang memiliki tanah di lereng Gunung Ungaran ini,” tandas Bambang Wijanarko.

”Untuk simpangan roda empat sebenarnya masih bisa tapi sangat mepet. Memang banyak yang mengeluhkan kondisi jalan di sini,” ujar dia, ”Padahal, apabila pengunjung Umbul ini ramai juga berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).”

Sekda Ir Warnadi MM mengatakan, pada intinya Pemkab sangat mendukung rencana pembangunan jalan tersebut. Pemkab juga harus melakukan survei, jika layak mengapa tidak dibangun bersama.

Wah, bila jalan menuju ke sana mulus, akan semakin banyak orang memanjakan diri di Sidomukti.
Sumber : SuaraMerdeka

Loading....

Menyadap Tuhan Melalui Telekomunikasi

Mengapa BlackBerry laris-manis? Menurut kelakar yang beredar, musababnya adalah karena banyak orang meyakini ponsel ini antisadap. ”Tak heran Anggota Dewan banyak yang memesan,” canda seorang petinggi di suatu operator penyedia layanan BlackBerry.
Kelakar itu kontekstual, baik untuk fenomena booming BlackBerry, maupun juga menggambarkan situasi politik nasional setahun belakangan ini yang diwarnai dengan pengungkapan kasus melalui teknik penyadapan telekomunikasi. Bahkan pengungkapan percakapan telekomunikasi menjadi sebuah preseden hukum baru dan mendapat apresiasi ketika dilakukan pada tingkat Mahkamah Konstitusi.

Bak bola salju, belakangan ini pemutaran rekaman penyadapan telepon di ruang pengadilan makin sering dilakukan dan cenderung menjadi hal yang lumrah. Bahkan, percakapan-percakapan vulgar menyangkut aktivitas seksual mau tak mau ikut diungkap (dan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional). Seakan-akan, rekaman pembicaraan masyarakat bisa dengan mudah diperoleh untuk dijadikan alat bukti.

Depkominfo vs KPK
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Tifatul Sembiring, sempat menengarai terjadi saling sadap antarinstansi pemerintah sehingga perlu diberlakukan pengaturan. "Berhubung telah keluarnya Undang-Undang (UU) IT Nomor 11 Tahun 2008, maka perlu diatur penyadapan dengan PP sehingga tak main sadap saja. Konsep RPP sudah ada dan diharapkan enam bulan mendatang selesai," katanya. Menurut Tifatul, di negara lain, seperti Australia, Korea, dan Jepang, penyadapan (lawful interception) itu dihela di bawah kendali Departemen ICT seperti Depkominfo (Koran Jakarta, 7 Desember 2009).
Kontan Rencana Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Intersepsi (RPP Penyadapan) ini mengundang reaksi. Jumbuh dengan konteks ontran-ontran politik dalam soal dugaan pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), maka segera peraturan ini dituduh sebagai bagian dari upaya besar untuk melemahkan lembaga independen itu. RPP dianggap akan membatasi gerak KPK dalam penyadapan yang sudah menjadi kewenangan lembaga itu melalui Undang-undang KPK. Dalam Pasal 12 huruf (a) UU No 30 Tahun 2002 tentang Tipikor disebutkan, dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf c, KPK berwenang melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan.

Tak kurang dari Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mewanti-wanti bahwa sebaiknya RPP tersebut tidak menyangkut substansi. "Tetapi jika isinya mengatur mengenai obyek, subyek, dan siapa yang berhak menyadap, itu sudah ranah UU, bukan PP," katanya. Menurut Mahfud, RPP hanya diperbolehkan mengatur tentang mekanisme penyadapan. Izin pengadilan itu harus diatur dalam UU (kompas.com, 21 Desember 2009). MK juga sudah pernah mengeluarkan keputusan yang memperkuat kewenangan KPK atas penyadapan, yaitu pada putusan Nomor 6 Tahun 2003 dan Nomor 11 Tahun 2006.

Bahkan pro-kontra makin memanas ketika kemudian tersulut perseteruan antara anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, dengan Tifatul Sembiring. Buyung heran dengan kengototan Tifatul. "Jangan-jangan dia disuruh koruptor atau termasuk juru bicaranya. Itu sebagai corruptor fight back," tuduhnya. Mendengar ini, Tifatul mengancam akan memberhentikan Buyung dari Wantimpres (yang jelas terdengar hanya merupakan respons emosional saja). Yang jelas poin dari pendiri YLBHI ini adalah pemerintah boleh saja membuat aturan soal penyadapan. Namun, hal itu hanya bisa berlaku untuk polisi dan kejaksaan saja.

“Boleh dibikin tapi dikecualikan buat KPK, KPK jangan diganggu dulu,” tegas Buyung.
Kecurigaan bahwa target utama RPP Penyadapan ini adalah KPK sangat beralasan. Ada banyak poin dalam rancangan yang bertentangan dengan UU KPK. Juru Bicara KPK Johan Budi menyampaikan, KPK sudah menyerahkan delapan masukan terkait pembahasan RPP Penyadapan untuk Menkominfo Tifatul Sembiring.


Delapan masukan itu adalah, soal persyaratan penyadapannya; penetapan ketua pengadilannya (terkait syarat pengajuan izin ke pengadilan sebelum menyadap); pengertian penyadapan sendiri, sebab antara UU ITE dengan UU KPK itu berbeda pengertiannya; tata cara dan syarat penyadapan, karena harus dalam UU bukan PP; masalah pusat pelayanan intersepsi, di mana KPK menolak karena penyadapan bersifat rahasia; masalah izin penyadapan yang harus diperjelas; standar peralatan penyadapan juga harus diperjelas; masalah administrasinya juga harus diperjelas (kompas.com, 18 Desember 2009).

Depkominfo vs KPI
Bukan sekali ini saja Depkominfo ”bentrok” dengan lembaga independen lain dan cenderung ingin mengambil alih wewenang sebagai regulator. Sebelum ini Depkominfo juga ”bertarung” dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam tarik-menarik soal ijin untuk lembaga penyiaran existing.

Pada kasus itu, KPI merasa Depkominfo menjadikan mereka subregulator penyiaran saja. Ini akibat penerbitan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No. 17/P/M.KOMINFO/6/2006 tertanggal 7 Juni 2006 yang mengatur tentang tata cara penyesuaian izin penyelenggaraan penyiaran bagi lembaga penyiaran swasta dan berlangganan existing. Permenkominfo Nomor 17 ini adalah turunan dari PP No. 50 dan 52 PP Penyiaran yang ditolak keabsahannya oleh DPR dan KPI. Penolakan ini dilakukan karena DPR dan KPI melihat ketidaksesuaian antara isi yang diatur dalam PP Penyiaran dengan UU Penyiaran. Padahal jelas, kapanpun dan dimanapun, produk perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan produk di atasnya (http://kpi.go.id, 13 Juni 2006).


Menurut Agus Sudibyo (Direktur Yayasan Sains, Estetika, dan Teknologi (SET), http://agussudibyo.wordpress.com), Peraturan Menkominfo No. 17/2006 menunjukkan bahwa prioritas Depkominfo bukanlah pelembagaan sebuah public service information apparatus. Begitu banyak peristiwa nasional: tsunami di Aceh, bencana busung lapar, gizi buruk, flu burung, dan terakhir gempa bumi di DIY-Jawa Tengah yang luput dari keterlibatan Depkominfo sebagai information apparatus.

Lembaga ini justru sibuk memerlebar rentang otoritasnya, hingga menjangkau ranah media dan penyiaran yang sesungguhnya sudah tidak relevans lagi diatur pemerintah. Semakin lama semakin jelas prioritas utama Depkominfo adalah bagaimana mengembalikan otoritasnya sebagai regulator media. Di sini, kita bukan hanya berbicara upaya untuk mengambil alih otoritas regualtor penyiaran dari KPI. Dalam kaitannya dengan pers cetak, ada indikasi-indikasi untuk mengambil fungsi-fungsi Dewan Pers sebagaimana diatur dalam UU Pers No. 40 1999. Menurut Agus, posisi sebagai regulator media memang mengandung potensi politik-ekonomi yang sangat besar dan patut diperebutkan. Dari posisi inilah dahulu Departemen Penerangan secara efektif dan otoriter mengontrol sikap politik media. Dari sisi ekonomi, izin penyiaran dapat diperlakukan layaknya komoditas yang bisa diperjualbelikan tanpa prosedur yang transparan dan fair. Dan bukan rahasia lagi bahwa praktek ini telah menghasilkan keuntungan ekonomi bagi para pejabat publik di departemen teknis pemerintah yang memegang otoritas izin penyiaran.

USO yang ”Too Slow”
Jika dirunut balik, Depkominfo hadir sebagai jelmaan hasil ”merger” Departemen Penerangan plus Dirjen Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel), melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005. Kehadiran Dirjen Postel ini membawa konsekuensi finansial yang besar karena di bawahnya terseret belanja pemerintah yang besar dalam sektor telekomunikasi, mengikuti arus besar perkembangan infrastruktur ekonomi dunia yang berbasis teknologi telekomunikasi dan informasi.

Menurut Bisnis Indonesia (5 Agustus 2009), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) dalam kurun waktu 2005-2008 terutama berasal dari PNBP Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi yang dipungut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2005 tentang Tarif atas PNBP yang berlaku pada Depkominfo. Jenis penerimaan tersebut terdiri atas biaya hak penyelenggaraan frekuensi, biaya hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi, pendapatan jasa tenaga, pekerjaan informasi, pelatihan dan jasa teknologi, kontribusi kewajiban pelayanan universal telekomunikasi (Universal Service Obligation), dan pendapatan pendidikan, sewa, dan penghapusan aset.
Tahun 2008, realisasi penerimaan PNBP Depkominfo sebesar Rp7,7 triliun, mengalami peningkatan Rp2,6 triliun atau 51% dibandingkan dengan realisasi pada 2007sebesar Rp5,1 triliun.

Lantas, sampai pertengahan tahun 2009, pemerintah membukukan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp7,2 triliun, di antaranya dari penggelaran broadband wireless access sebesar hampir Rp900 miliar, dari penjualan pita frekuensi seluler generasi ketiga (3G) ke Telkomsel sebesar Rp160 miliar ditambah up front fee Rp160 miliar. Nilai itu bisa saja bertambah apabila empat operator 3G lainnya juga menambah pita 3G tambahan sebesar 1 blok atau 5 MHz sehingga berpotensi memberikan pundi-pundi keuangan pemerintah sebanyak Rp1,5 triliun.

Dari jumlah itu, Depkominfo akan membelanjakannya sebagian besar untuk melanjutkan proyek USO (Universal Service Obligation). Depkominfo masih berutang menggelar pembangunan telepon perdesaan dalam kerangka USO di 31.824 ribu desa (desa berdering) dan program desa pintar yang berbasis internet (5.748 kecamatan).

Skema pembiayaan USO yang sudah dimulai sejak 2006 ini bisa disebut tidak berjalan mulus, too slow. Persoalan hukum muncul akibat tender yang bermasalah menjadi kendala paling berat kemulusan pelaksanaannya. Baru menjelang akhir tahun 2009 ini proyek desa berdering mulai terealisir.

Sebelumnya, XL memilih mundur dari tender. Presiden Direktur PT Excelcomindo Pratama Tbk. (XL) Hasnul Suhaimi mengatakan pihaknya mundur dari tender USO karena tidak mau setengah-setengah. "Setelah dipikir-pikir, perhitungan kami dalam program USO ini tidak pas hitungannya. Dibanding setengah-setengah, lebih baik kami fokus pada kualitas layanan, kami juga punya pelanggan yang perlu diperhatikan," ujar Hasnul. XL akan tetap menyokong program tersebut dengan menyiapkan harga khusus bagi pihak yang mau menggunakan infrastruktur XL dalam proyek USO. "USO ini kan thin client. Jadi kami bisa berikan volume discount," papar Hasnul (detik.com, 20 November 2007).

Setelah agak beres dengan desa berdering, maka USO akan dilanjutkan dengan inovasi lain, yaitu ”desa internet” atau Internet Kecamatan. Namun, lagi-lagi, proses tender tampaknya tak akan berjalan mulus. Menurut Investor Daily (16 November 2009), minat operator ikut tender minim. Dari 19 peserta tender, operator telekomunikasi yang maju ke babak selanjutnya hanya Telkom dan Telkomsel. Peserta tender lainnya mundur, seperti PT Aplikanusa Lintasarta (anak usaha Indosat), PT Icon+ (anak usaha PLN), PT Pos Indonesia, PT Raharja Media Internet, dan PT Netwave Multimedia, PT Indosat Mega Media/IM2, dan PT Berca Hardaya Perkasa.

Minimnya minat operator pada tender USO Internet Kecamatan itu tak lepas dari kekhawatiran akan tumpang tindihnya program ini dengan program lain, seperti USO desa kring untuk 32 ribu desa dan tender Broadband Wireless Access (BWA) berteknologi Wimax.

Vox Populi Vox Dei
Daripada mengurusi pengaturan penyadapan oleh lembaga independen yang sudah dilindungi oleh Undang-undang lain yang lebih kuat, lebih baik energi Depkominfo digunakan untuk memercepat pemenuhan cita-cita mulia USO.

Masih jutaan rakyat yang bahkan disadap pun tak akan bisa karena tidak terpapar akses telekomunikasi. Tanpa penyelenggaran jaringan telekomunikasi jalur pintas melalui USO, bisa-bisa sebagian besar rakyat tak akan pernah bisa menikmati sambungan telekomunikasi. Ketika USO dicanangkan pada tahun 2006, total teledensitas telepon di Indonesia masih berada pada angka 35%. Dari angka itu, 29%-nya disumbang oleh telepon seluler. Sedang andil telepon tetap makin hari makin menurun sampai hanya sekitar 6%-nya. Kecenderungan membengkaknya andil seluler ini umum terjadi di seluruh dunia.

Meski penetrasi jaringan seluler begitu pesat hingga dalam 3 tahun saja (2004-2006) mampu menggelembungkan angka teledensitas telepon dua kali lipat, dari 18% menjadi 35%, namun tetap saja sampai hari ini belum 50% penduduk Indonesia tak terjangkau peranti telekomunikasi. Saking pentingnya telekomunikasi, jika boleh memilih, mungkin mereka akan memilih disadap, pokoknya asal bisa berkomunikasi. Mereka tak akan peduli apakah jaringan yang mereka gunakan tak aman atau sengaja disadap, toh memang mereka hanya butuh buat berkirim kabar penting atau sapa kerinduan, bukan buat membagi-bagi jarahan korupsi atau konspirasi politik tingkat tinggi.

Coba bayangkan kebutuhan darurat rakyat di pedalaman yang tak terjangkau jaringan telepon saat terdesak harus menghubungi dokter. Bukankah, jika bisa memilih, mereka akan lebih suka teriakan SOS-nya disadap dan dengan demikian didengar lebih banyak orang? Namun sayang, masih ratusan juta rakyat yang bakal tak bisa didengar suaranya akibat belum terjangkau telekomunikasi. Padahal kita ingat adagium “Vox Populi Vox Dei”, suara rakyat adalah suara Tuhan. Jadi, jika ingin mengetahui kehendak Tuhan atas negeri ini, biarkan seluruh rakyat berpotensi terpapar oleh penyadapan telekomunikasi dan dapat didengar suaranya. Karena dengan menyadap rakyat, maka berarti kita telah menyadap Tuhan. Bukankah keren jika kita memiliki akses langsung terhadap kehendak Tuhan?***
source : http://www.infokomputer.com/

Loading....

Yang Harus Dilakukan! Dalam memilih Sound System

Ada hal menarik jika ingin memiliki sound system yang benar-benar sesuai dengan harapan kita. Salah satunya adalah Tidak Boleh Salah Pilih!
Berikut tips memilh sound system yang berkualitas...

1. Pilihlah besar daya yang sesuai dengan kebutuhan anda. Untuk penggunaan pribadi seperti latihan dll, cukuplah memilih amplifier dengan daya 15-20 watts. Pada kebanyakan amplifier berdaya kecil seperti ini telah tersedia fasilitas jack Head Phone (misal: Amplifier Guitar Laser 20) yang sangat berguna terutama bagi kawula muda yang punya kebiasaan bermain musik hingga tengah malam. Seperti studio penyewaan alat musik yang profesional.

Untuk penggunaan sound system acara pesta, Anda akan memerlukan daya yang lebih tinggi lagi yaitu sedikitnya 125 watts atau lebih, karena amplifier ini akan dapat sekaligus kita gunakan sebagai monitor dari instrument musik yang sedang kita mainkan. Acara pesta pernikahan/wedding party, ulang tahun, atau acara gathering memang membutuhkan sound system yang lebih besar.

2. Pilihlah amplifier yang berkualitas baik. Bila kita membutuhkan amplifier untuk keyboard, maka sangat disarankan untuk memilih amplifier yang tidak merubah warna suara asli yang dihasilkan oleh keyboard tsb (flat). Ada banyak amplifier yang menghasilkan suara yang berbeda dari suara aslinya, bila hal ini terjadi maka akan terjadi suara-suara yang lain yang akan mengurangi karakter asli dari bunyi yang sebenarnya dihasilkan keyboard dikarenakan terjadinya penambahan atau pengurangan terhadap frekuensi tertentu. Biasanya hal ini terjadi pada frekuensi yang sangat rendah (low bass) atau frekuensi yang sangat tinggi (high treble).

3. Model dan penampilan amplifier dapat menjadi pertimbangan terakhir. Model yang diinginkan akan bergantung pada selera masing-masing. Model sound system yang bagus menurut seseorang, belum tentu bagus juga menurut orang yang lainnya.

Pada kebanyakan musisi profesional model akan menjadi pilihan yang terakhir atau tidak terlalu dipentingkan. Mereka akan lebih mementingkan kualitas dan fasilitas dari amplifier.

4. Ada baiknya anda bertanya kepada jasa penyewaan sound system, karena mereka merupakan orang yang berpengalaman, sehingga anda tidak akan kecewa. Jadi kita bukan hanya mencari sound system murah, tetapi kualitas harus tetap menjadi pilihan.

Semoga bermanfaat.

Loading....

Mencermati Perkembangan Teknologi Audio

Perkembangan teknologi terus meningkat bukan lagi dalam hitungan tahun melainkan bulan, terutama di bidang elektronik termasuk teknologi perangkat audio. Kini banyak ditawarkan produk-produk peralatan audio digital dengan segala keunggulannya dibanding perangkat audio konvensional (analog) begitu juga dengan sound audio. Secara teknis teknologi digital mempunyai beberapa keunggulan diantaranya "bebas desis", nada-nada yang dihasilkan terasa "bersih". Bagi yang belum mempunya teknologi digital juga bisa melakukan sewa sound audio untuk kebutuhan.

Sebagai contoh, kaset dengan CD. Kaset menyimpan signal-signal audio secara magnetik. Dalam kurun waktu tertentu signal magnetik ini dapat menurun/melemah (weakness) akibat gaya tarik-menarik diantara kutub-kutub magnet berdekatan. CD menyimpan signal-signal audio dalam bentuk titik-titik optise-lektris yang teoritis tidak akan mengalami perubahan dalam jangka relatif lama. Dengan demikian kualitasnya lebih unggul dibanding kaset. Dari perbandingan sekilas tadi anda dapat menentukan pilihan anda.

Jadi sekarang banyak kemudahan dengan perkembangan teknologi. Perangkat digital memudahkan urusan. Belum sanggup membeli perangkat sound audio digital bisa melakukan sewa sound audio.

Semoga bermanfaat!

Loading....

Situs Google di Hack Oleh Hacker China

Google di Hack Oleh Hacker China – Perseteruan Google dengan pemerintah China hingga sekarang masih terus menghangat. Google sebelumnya mengancam untuk hengkang dari China setelah sejumlah hacker menyerang para pemilik akun gmail. Bagaimana cara hacker untuk menyusup ke akun Gmail dan menyebarkan malware di situs mesin pencari tersebut.

Financial Times, Selasa (26/1/2010) melaporkan, para hacker mengawali aksinya dengan mencari alamat instant messaging (IM) para karyawan Google di china melalui situs jejaring sosial.
Orang yang diduga melakukan penyerangan ke Google dan sejumlah perusahaan kemudian meminta untuk menjadi ‘teman’ para karyawan Google. Ketika mereka telah menjalin pertemenan itulah, para hacker mengirimkan link yang berisi malware kepada para karyawan. Dengan demikian, malware akan menyebar begitu karyawn Google meng-klik link tersebut.

“Penyidikan menunjukkan bahwa penyerang telah memilih sejumlah karyawan perusahaan yang memiliki akses ke data-data penting dan mereka juga mempelajari teman-teman karyawan google lainnya,” tulis Financial Times.

“Hacker telah menggunakan akun di jejaring sosial terhadap sejumlah karyawan dan telah menghitung sejumlah kemungkinan bahwa orang tersebut akan mengklik link yang dikirim,” lanjut tulisan Financial Times

George Kurtz, Chief Technology Officer McAfee membenarkan, penyerang banyak menggunakan program-program instant messaging yang digunakan karyawan untuk mendistribusikan malware.

Kendati demikian, Google juga tetap menyelidiki sejumlah karyawannya yang diduga terlibat dalam serangan yang dimulai sejak pertengahan Desember silam. Tak hanya Google, serangan hacker juga mengenai 30 komputer lainnya. (ugo – okezone)


Loading....