Internet

Subscribe:
peluang usaha
Tampilkan postingan dengan label Anti Bosan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anti Bosan. Tampilkan semua postingan

Tips Menghilangkan Rasa Malas

Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini
ada beberapa tips antara lain:
1. Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri,
namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan
tidur.
3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati,
berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendelajendela
kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan
menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangiwangian
dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangiwangian
tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai
jendela kamar.
5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain
misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa
menggerakkan otot-otot kita.
6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal
mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincangbincang
yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan mengghibah.
7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan
dan menjernihkan akal.
8. Mengubah kegiatan ketaatan. Misal bosan menghafalkan surat berganti dengan
membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.
Itulah beberapa tips agar kita bisa terjauh dari penyakit malas. Akan tetapi yang paling utama
jangan sampai kita lupa berdo’a agar Allah SWT senantiasa memberi kita semangat dan agar
menjauhkan diri kita dari penyakit malas tersebut. Wallohu A’lam bishowab.
Semoga tips di atas dapat bermanfaat bagi penulis ataupun bagi pembaca. Selamat tinggal
Malas…


Loading....

Agar Hidup Lebih Hidup


Apakah Anda pernah merasakan atau berpikir bahwa yang Anda lakukan dengan kegiatan Anda  hanya merupakan rutinitas belaka? Bangun tiap pagi kemudian melakukan aktivitas atau bertemu orang yang sama, setidak-tidaknya mirip? Membosankan atau justru menggairahkan kehidupan anda?

Tampaknya pertanyaan-pertanyaan semacam itu pasti umum dihadapi oleh kita, baik anak kecil, remaja dan dewasa. Anak-anak bangun pagi, belajar di sekolah, bermain, belajar begitu seterusnya. Mahasiswa, karyawan, dan siapapun juga memiliki rutinitas yang kurang lebih sama setiap harinya. Ada dua respon umum yang saling berseberangan. Respon yang sering kita dengar adalah kita merasa tidak bisa menikmati hidup, membosankan, jenuh, kering, tanpa semangat. Tetapi ada juga orang yang sungguh mampu menikmati rutinitas, menemukan gagasan dan semangat baru melalui rutinitas.
Rutinitas, kegiatan yang monoton (dan semacamnya)  merupakan hal yang seringkali  tidak mudah dihadapi banyak orang. Diperlukan sifat tertentu untuk menjalaninya. Salah satu sifat yang ditawarkan adalah ketekunan, daya tahan atau endurance (Edward, dalam Aiken, 1993). Ketekunan atau daya tahan merupakan salah satu bagian sifat manusia yang menggambarkan bagaimana kemampuan seseorang secara mental yang ditunjukkan dalam tindakan untuk bertahan dan tekun untuk menyelesaikan tugas  tertentu. Ketekunan tidak selalu identik dengan melakukan aktivitas secara teratur, tetapi keteraturan dan melakukan berbagai hal secara rutin membantu untuk bertahan dalam ketekunan.
Ketika anak-anak naik kelas atau lulus ujian dengan nilai yang baik secara umum merupakan hasil dari ketekunan dan daya tahan mentalnya untuk mengatasi hal-hal yang rutin, disamping karena memang memiliki kemampuan yang umum. Mereka harus belajar teratur. Keberhasilan yang diraih seseorang tidak pernah lepas dari ketekunan mereka. Tetapi kenyataannya, tidaklah mudah untuk  memiliki ketekunan. Setiap orang memiliki ketekunan /daya tahan mental yang berbeda-beda. Ketekunan / daya tahan mental inilah salah satu yang menunjukkan kualitas kepribadian seseorang.

Tantangan yang cukup berat adalah adanya kecenderungan yang serba instant yang terjadi hampir di berbagai aspek kehidupan sekarang. Misalnya  saja ingin mendapatkan nilai dengan mencari bocoran soal, menggunakan joki untuk seleksi, mengejar karir atau jabatan dengan sogokan, dan korupsi. Ini semua merupakan bagian yang bersebarangan dengan sifat ketekunan yang memiliki penghargaan terhadap nilai-nilai kerja keras.  Fenomena serba instan semacam itulah merupakan indikasi  berkurangnya nilai-nilai kerja keras dan daya tahan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Pertanyaannya, bagaimana kita mencoba mengasah ketekunan? Ketekunan merupakan daya tahan mental yang tidak muncul dengan sendirinya. Ketika orang dalam kesulitan atau masalah, mungkin orang akan lebih punya keinginan untuk berusaha. Tetapi ketika sedang dalam kegembiraan, kenikmatan, kejayaan mungkin akan lebih sulit untuk  sadar bahwa mereka harus tetap tekun.

Membiasakan diri untuk menghargai nilai-nilai kerja keras dalam rutinitas hidup sehari-hari merupakan hal penting untuk ketekunan. Nilai-nilai semacam itu hanya dapat dilakukan ketika diri sendiri sadar bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik perlu kerja keras dan sadar akan tujuan dari aktivitas tersebut.

Untuk mencapai hal ini, proses pendidikan dalam keluarga, di sekolah atau di perguruan tinggi perlu memberikan perhatian dan penghargaan pada proses yang membutuhkan ketekunan dan nilai-nilai kerja keras. Jadi bukan hanya menekankan pada hasil akhir saja. 

Dalam keluarga, anak diberi tanggung jawab yang tidak perlu berat, tetapi bagaimana proses keteraturan, kerja kerasnya dan daya tahannya untuk menyelesaikan tugasnya merupakan nilai yang hendak diajarkan. Dalam hal ini orang tua diharapkan tidak pelit untuk memberikan pujian ketika berhasil. Dalam konteks pendidikan, murid atau mahasiswa dapat diberikan tugas-tugas  dan tanggung jawab yang memiliki nilai-nilai penghargaan terhadap ketekunan dan kerja keras.

Harapannya ketika kita melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak memandangnya sebagai sekedar melakukan rutinitas. Dengan demikian aktivitas-aktiviats tersebut akan terasa menggairahkan, memunculkan gagasan baru, dan membuat hidup menjadi lebih hidup.



Loading....